Sabtu, 12 Januari 2013

Sejarah Tentang Jilbab/Kerudung atau Hijab


Banyak versi tentang sejarah Veil/Kerudung yang biasa menutup rambut para cewek ini. Veil/Kerudung atau kita mengenalnya dengan nama kerudung, kini gegitu populer dan dikenakan oleh cewek dari berbagai bangsa di seluruh dunia. Bentuk Veil/Kerudung terus berubah dan berganti sesuai dengan perkembangan zaman.
Kerudung Bandung

Perjalanan veil/kerudung
Beberapa orang mengatakan bahwa Veil/Kerudung pertamakali diperkenalkan pada zaman Roma kuno. Pada zaman itu, penduduk Roma kuno percaya bahwa roh jahat begitu tertarik pada pengantin cewek. Karena kekhawatiran akan roh tersebut,  maka mereka menutupi wajah dan rambut sang pengantin dengan kerudung agar tidak terlihat dan diganggu roh jahat tersebut.                                
Ada pula yang mengatakan bahwa Veil/Kerudung juga diperkenalkan pada masa perang salib. Pada waktu itu, para cewek yang menjadi pengantin harus menggunakan jarudung sebagai simbol keperawanan dan kemurnian sebelum diserahkan kepada pasangan mereka.
Sedangkan pada kawasan mesopotamin, awalnya terdapat undang- undang yang dikeluarkan untuk membedakan antara cewek terhormat dan budak. Pada masa itu, satiap cewek terhormat dipaksa untuk menggunakan veil, sedangkan yang dianggap tidak hormat dibiarkan keluar rukah dengan kepala terbuka. Jadi dapat dikatakan pada masa itu, Veil/Kerudung merupakan simbol kehormatan. Nah, ketika Persia berhasil menaklukan Mesopotamia akhirnya kebudyaan mengenakan Veil/Kerudung terus disebarkan ke kawasan Timur Tengah.

Perkembangan Veil/Kerudung
Padaa tahun 1990-an, Veil/Kerudung mulai lahir sebagai bentuk fashion yang unik, bahkan banyak perancang yang menggunakannya sebagai aksen di topi cewek. Menginjak awal abad ke-21, Veil/Kerudung telah menjadi sebuah tren dalam dunia mode, dengan modifikasi di sana-sini sehingga banyak cewek segala kalangan yang menggunakannya karena merasa nyaman dan tampak fashionable.
Saat ini Veil/Kerudung bisa dijumpai dengan berbagai model, seperti Veil/Kerudung khas Paris yang dihiasi dengan ornamen lukisan, Veil/Kerudung Turki yang terdapat konde menonjol pada bagian atas belakang kerudungnya, dan Veil/Kerudung dengan hiasan bunga-bungan meninjol di luar. Cara pemakaian Veil/Kerudung pun bermacam-macam sekarang ini. Ada yang bisa langsung dipakai, ada juga yang harus dilipat-lipat dengan aneka model. Pada Perkembangannya, ada juga Busana Lukis dan Kerudung Lukis.
Jilbab atau kerudung, pasti sudah sangat umum dikalangan kita umat muslim. Salah satu manfaatnya adalah untuk menutup aurat bagi seorang muslimah. Dahulu jilbab atau kerudung hanyalah sehelai kain sederhana yang dijahit atau diikatkan dikepala, akan tetapi dengan berkembangnya zaman, maka perubahan akan model jilbab atau keudung juga sangat besar. Hal ini tentu saja dapat kita ambil sisi positifnya, dimana dengan berbagai fariasi atau model jilbab atau kerudung yang sudah beraneka macam semoga juga dapat memberikan semangat pada kaum muslimah untuk senantiasa senang dan bangga dengan busana muslim mereka.
Tapi tahukah anda, bagaimanakah asal usul dari jilbab itu?
Kata jalâbîb merupakan bentuk jamak dari kata jilbâb. Terdapat beberapa pengertian yang diberikan para ulama mengenai kata jilbab. Ibnu Abbas menafsirkannya sebagai ar-ridâ’ (mantel) yang menutup tubuh dari atas hingga bawah. Al-Qasimi menggambarkan, ar-ridâ’ itu seperti as-sirdâb (terowongan). Adapun menurut al-Qurthubi, Ibnu al-’Arabi, dan an-Nasafi jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh. Ada juga yang mengartikannya sebagai milhafah (baju kurung yang longgar dan tidak tipis) dan semua yang menutupi, baik berupa pakaian maupun lainnya. Sebagian lainnya memahaminya sebagai mulâ’ah (baju kurung) yang menutupi wanita atau al-qamîsh (baju gamis).
Sebagian lainnya yakni Qatadah dan riwayat lain dari Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa jilbab itu diikatkan di atas dahi kemudian ditutupkan pada hidung. Sekalipun kedua matanya terlihat, jilbab itu menutupi dada dan sebagian besar wajahnya..Adapun menurut al-Hasan, jilbab itu menutupi separuh wajahnya. Ada pula yang berpendapat, wajah tidak termasuk bagian yang ditutup dengan jilbab. Menurut Ikrimah, jilbab itu menutup bagian leher dan mengulur ke bawah menutupi tubuhnya,  sementara bagian di atasnya ditutup dengan khimâr (kerudung) yang juga diwajibkan
Meskipun berbeda-beda, menurut Al-Baqai, semua makna yang dimaksud itu tidak salah. Bahwa jilbab adalah setiap pakaian longgar yang menutupi pakaian yang biasa dikenakan dalam keseharian dapat dipahami dari hadis Ummu ‘Athiyah ra.:
Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Fitri dan Adha, baik gadis yang menginjak akil balig, wanita-wanita yang sedang haid, maupun wanita-wanita pingitan. Wanita yang sedang haid tetap meninggalkan shalat, namun mereka dapat menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim. Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab?” Rasulullah saw. menjawab, “Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya kepadanya.” (HR Muslim).

Buat yang ingin memiliki kerudung/hijab modern terbaru, silahkan kunjungi www.kerudungbandung.com